Kriteria Perancangan Campuran Beton

Posted by taufick max Jumat, 18 Januari 2013 0 komentar
Share on :

Kriteria Perancangan Campuran Beton

Mixed Concrete

Campuran  beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya. karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan - bahan penyusun beton  proporsi campuran dari bahan - bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton (mix design). hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis. dalam menentukan proporsi campuran dapat digunakan beberapa metode yang dikenal, antara lain :

1. Metode American Concrete Institute
2. Portland cement association.
3. Road Note no. 4
4. British Standard atau Departement of Enviroment
5. Departemen Pekerjaan Umum. dan
6. Cara Coba - coba (tri and eror)


Perencanaan campuran beton merupakan suatu hal yang komplek jika dilihat dari perbedaan sifat dan karakteristik bahan penyusunnya. karena bahan penyusun tersebut akan menyebabkan variasi dari produk beton yang dihasilkan. pada dasarnya perancangan campuran dimaksud-kan untuk menghasilkan suatu proporsi campuran bahan yang optimal dengan kekuatan yang maksimum. pengertian optimal adalah penggunaan bahan yang minimum dengan tetap mempertimbangkan kriteria standar dan ekonomis dilihat dari biaya keseluruhan untuk membuat struktur beton tersebut.

Kriteria dasar perancanaan beton adalah kekuatan tekan dan hubungan dengan faktor air semen yang digunakan. kriteria ini sebenarnya kontradiktif dengan kemudahan pengerjaan karena menurut Abram,1920 (Neville, 1981) umtuk menghasilkan kekuatan yang tinggi penggunaan air dalam campuran beton harus minimum. jika air yang digunakan sedikit, akan timbul kesulitan dalam pengerjaan sesuai dengan pendapat Faret (1896) yang mempertimbangkan pengaruh rongga (voids).

Kriteria lain yang harus dipertimbangkan adalah kemudahan pengerjaan. seperti yang disebutkan diatas, faktor air semen yang kecil akan menghasilkan kekuatan yang tinggi, tetapi kemudahan dalam pengerjaan tak akan tercapai. perancangan beton tetap harus mempertimbangkan hal ini, salah satunya dengan menggunakan bahan tambah jenis Plastisizer atau super plastisizer. jika pengerjaan beton menggunakan pumping-concrete, mutlak dibutuhkan keenceran tertentu agar sifat pemompaan beton pada saat pengecoran dapat berjalan dengan baik.


Pemilihan agregat yang digunakan juga akan mempengaruhi sifat pengerjaan. butiran yang besar akan menyebabkan kesulitan, terutama karena akan menimbulkan segregasi. Jika ini terjadi, kemungkinan terbentuknya rongga - rongga pada saat beton mengeras akan semakin besar. selain dua kriteria utama tersebut, hal lain yang patut dipertimbangkan adalah keawetan beton (durability) dan permeabilitas beton sendiri.

VARIABILATAS BETON

Variabilitas dalam beton akan mempengaruhi nilai kekuatan tekan dalam perancangan beton. pengertian variabilitas dalam kekuatan beton pada dasarnya tercermin melalui nilai standar deviasi. asumsi yang digunakan dalam perencanaan bahwa kekuatan beton akan terdistribusi normal selama masal pelaksanaan yang diambil melalui hasil pengujian dilaboratorium. secara umum rumusan mengenai kekuatan tekan dengan mempertimbangkan variabilitas di tulis sebagai :

" f'cr = f'c + k.S"

Dimana :
fcr adalah kekuatan tekan rencana rata - rata
f'c adalah kekuatan tekan rencana
S adalah nilai standar deviasi
k adalah suatu konstanta yang ditirunkan dari distribusi normalkekuatan tekan yang dijinkan biasa diambil nilai k sebesar 1.64. Nilai k di USA adalah 1.645, di Ingris dibulatkan menjadi 1.64, sedangkan di Australia 1.65.

Beberapa peneliti di komite ACI memberikan nilai dasar k sebesar 1.64 atas variasi pengujian dari beton normal dengan kekuatan tekan 25- 55 mpa. untuk variasi kekuatan tekan beton dengan nilai lebih besar dari 55 MPa nilai variasi yang digunakan merupakan nilai variasi sebenarnya dari hasil uji statistik.

KEAMANAN DAN UMUR RENCANA BETON.

Nilai keamanan dalam perancangan beton dicerminkan dari batas yang dijinkan ditolak sebesar 5%, yang merupakan suatu nilai variabilitas dikalikan dengan nilai standar penyimpangan yang diduga terjadi. nilai keamanan dalam perancangan beton dinamakan suatu nilai tambah (margin).

Kekyata tekan rencana dalam perancangan didasarkan atas kekuatan tekan maksimum yang terjadi selama masa pengerasan. kekuatan tekan beton maksimum biasanya tercapai setelah umur 28 hari. umur 28 hari ini dijadika sebagai umur rencana.

Demikianlah tulisan sekilas tentang Kriretia Perancangan Campuran Beton ini. semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya yang terjun langsung pada perancangan beton. sehingga tulisan ini bisa di jadikan sedikit gambaran.


Jika anda suka Mohon Bagikan Tulisan ini
KLIK TOMBOL G+ jika anda Suka
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kriteria Perancangan Campuran Beton
Ditulis oleh taufick max
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/01/kriteria-perancangan-campuran-beton.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

MOHON MASUKAN DAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL DI ATAS JIKA DALAM TULISAN ADA YANG SALAH MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN ILMU TEKNIK SIPIL SAYA

Materi Populer